Perpustakaan Keliling
Pada suatu pagi, mobil perpustakaan keliling menghampiri SMP (Sekolah Menengah Pertama) Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Seperti biasa, mobil itu mengangkut buku-buku bacaan, majalah dan koran.
Tidak hanya itu, Televisi yang diputarkan konten edukasi serta mainan puzzle dan catur pun turut melengkapi perpusatakaan keliling agar para siswa tertarik untuk menyambangi perpustakaan tersebut.
Penulis yang kebetulan tidak memiliki jadwal mengajar di hari itu, memutuskan untuk melihat-lihat sembari mengajak siswa berdiskusi tentang apa yang telah mereka baca. Siswa perempuan yang duduk di teras terlihat memegang buku novel, sedang beberapa lainnya tengah menyusun puzzle.
Sementara Siswa laki-laki menyaksikan konten edukasi pada layar televisi. Ada pula yang beradu siasat di atas papan catur, berusaha untuk saling mengalahkan satu sama lain. Mereka semua tampak antusias dan fokus dengan keasyikannya masing-masing. Bagi Bibliophile (pecinta buku), itu merupakan pemandangan yang sangat indah.
Setelah penulis berbincang-bincang dengan siswa perempuan berkenaan dengan buku novel yang mereka baca, penulis menggantikan salah satu siswa di tengah pertarungan bidak catur. Pertarungan berlangsung cukup sengit meski sebenarnya penulis tidak terlalu mahir bermain catur. Akhirnya permainan berakhir setelah penulis melakukan skakmat.
Minat Membaca
Cerita di atas sengaja penulis kemukakan sebagai pembuka sebab ingin menggambarkan bagaimana upaya menghidupkan budaya baca di tengah krisis literasi yang semakin memprihatikan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Central State University, Amerika Serikat, pada 2016 menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua terendah dari 61 negara. Data dari Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) di 34 provinsi pada 2019 pun menunjukkan kebiasaan baca-tulis masyarakat masih rendah.
Lebih jauh lagi, data dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2012 menyebut bahwa minat baca Indonesia hanya 0,001%. Dengan kata lain, dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang yang gemar membaca.
Rendahnya minat baca ini berdampak kepada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sarjana, Master hingga guru besar hasil didikan perguruan tinggi dipertanyakan kepakarannya.
Liputan investigasi Kompas pada 11 Februari 2023 lalu melaporkan bahwa maraknya praktik perjokian ilmiah di lingkungan akadmik. Mahasiswa, dosen, hingga calon guru besar ramai-ramai menggunakan jasa joki untuk mengerjakan tugas-tugas akademik.
Akses Terhadap Buku
Tentu ada banyak faktor yang melatarbelakangi minimnya budaya literasi. Di antaranya ketersediaan atau kemudahan masyarakat dalam mengakses buku. Harga buku yang mahal membuat tidak banyak orang menjadikan buku sebagai prioritas belanja kebutuhan.
Perpustakaan pun sampai saat ini menurut penulis belum optimal dalam mengkampanyekan gerakan literasi serta menarik minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Beberapa waktu lalu, penulis melihat pengumuman yang diedarkan oleh Grhatama Pustaka melalui instagram.
Pengumuman itu menyatakan bahwa perpustakaan akan dibuka pada hari sabtu. Sebelumnya diketahui bahwa perpustakaan hanya beroperasi pada hari senin sampai kamis pukul 08.00 – 15.45. Khusus di hari jum’at layanan perpustkaan mulai pukul 09.00 – 15.45. Sementara hari hari sabtu dan minggu, layanan perpustakaan tutup.
Kebijakan tersebut dibuat berdasarkan banyak keluhan dari masyarakat. Pasalnya, masyarakat tidak bisa mengunjungi perpustakaan pada hari senin hingga jum’at lantaran harus bekerja. Begitu pula para pelajar yang menjadi icon kota Jogja banyak menghabiskan waktu di sekolah di hari yang sama.
Ketika masyarakat baru memiliki waktu senggang di hari sabtu dan minggu, perpustakaan justru tutup. Perpustakaan di sekolah-sekolah pun tampaknya juga mesti banyak melakukan inovasi dan prgram yang menarik minat membaca siswa. Buku dan majalah misalnya disesuaikan dengan bacaan yang disukai oleh siswa.
Selain itu koleksi buku di perpustakaan juga mesti terus diperbaharui. Tiga bulan, enam bulan atau satu satu tahun sekali pun tidak mengapa agar siswa tidak jenuh. Siswa perempuan yang sempat penulis ajak ngobrol di teras sekolah mengaku enggan ke perpustakaan sebab ia mengaku telah membaca seluruh buku novel di perpustakaan.
Motivasi Dari Guru
Prof. Zamroni, Ph.D. dalam prolognya pada buku Muhammadiyah Mencerdaskan Anak Bangsa mengatakan bahwa guru merupakan sosok yang berpengaruh bagi tumbuh kembang siswa di sekolah.
Beliau menulis demikian, “Dalam konsep pendidikan, lingkungan terwujud dalam pelbagai bentuk seperti TV, video, dan majalah. Selain itu, lingkungan utama sudah barang tentu adalah orang dewasa, khususnya pendidik (guru-dosen). Pengalaman yang bermakna bagi peserta didik akan terwujud dalam pelbagai aspek, se- perti moral, spiritual dan karakter; keyakinan dan sikap atas sesuatu; ilmu pengetahuan dan teknologi; serta perilaku dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat”.
Setidaknya peran guru untuk ikut berperan dalam memberkan motivasi kepada siswa adalah memberikan waktu lima menit untuk membaca buku sebelum memulai pelajaran. Buku yang dibaca dapat diesuaikan dengan pelajaran, atau buku yang disenangi oleh siswa. Terkadang, siswa enggan untuk membaca hal-hal yang kurang diminati.
Abraham Harold Maslow, seorang pelopor aliran psikologi humanistik dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa seorang pendidik yang bermaksud memberikan motivasi kepada murid-muridnya, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu minat atau hobi orang yang dimotivasi.
Pun demikian halnya ketika guru hendak memotivasi siswa untuk membaca, mesti disesuaikan dengan minatnya masing-masing. Dengan begitu, minat baca dalam diri siswa diharapkan dapat tumbuh atas kesadaran dirinya sendiri sebagai suatu hal yang penting dan inheren dalam kehidupan. ()
Ditulis oleh:
Bapak Rizal Firmansyah Putra Moka, S.Ag.
2 Komentar
Thwnks ffor finaloy talking about > Perpustqkaan Kelilking dann Mibat Memnaca Siswaa –
SMP Muuh 10 Yk xnxxtube.win
300 OMNIC TECNOQUIMICAS Tamsulosina, clorhidrato de 0 priligy where to buy SheГў s also assuming control of MicrosoftГў s games, music and video experiences